Semuanya Ciptaan dan Milik Allah


“Facebook kan dibuat oleh orang Yahudi?”
“Google kan dibuat oleh Yahudi?”

“Kalau ndak suka sama Jokowi, cari aja negara lain”
“Kalau ndak mau Pancasila, pindah aja ke Arab sana”

“Katanya anti Yahudi, ini kamu pake Jins buatan Yahudi”

Ya ….
Segudang kalimat beralasan dapat digunakan untk mematahkan lawan bicara, apalagi saat sekarang ini.
Maraknya ajakan boikot produk Yahudi dan Pilpres.

Semua itu memang benar, sepertinya segala hal disekeliling kita ini buatan Yahudi.

Tapi tahukah anda, Yahudi itu siapa yang menciptakan? Siapa yang sesunguhnya memiliki hak intelektual atas segala sesuatu di muka bumi (dan di langit) ini?

Allah itu Maha Kaya lagi Maha Pemurah. Dia juga Maha Cerdas.

Dia menggilirkan setiap masa dan peradaban dari satu bangsa ke bangsa lainnya agar tidak ada yang saling klaim.

Kertas bermula di China, tanpa kertas, penyebaran ilmu tidak akan sepesat sekarang ini. Manusia akan terus menggunakan tradisi lisan yang rawan loss memory. Meskipun kertas telah ada, tanpa mesin cetak, kemajuan peradaban modern tidak akan sepesat ini.

Tanpa Listrik, tidak akan ada morse, tidak ada telepon, tidak ada radio, tidak ada TV, tidak akan ada internet.

Tanpa mesiu, tidak akan ada kembang api, tidak akan ada senapan, tidak akan ada Bom Nuklir. Meskipun secara substansi berbeda, tanpa ada teknologi bom sebelumnya, bom Nuklir tidak akan bisa diwujudkan.

Tanpa ada peradaban Yunani, tidak akan berkembang peradaban Islam/Arab, dan dunia modern saat ini akan tetap dalam masa kegelapan.

Semuanya jika ditelusuri, akan berakhir pada orang yang anonim atau ilham dari Yang Maha Cerdas.

Bukankah seluruh dunia telah menyaksikan bagaimana Jibril menyampaikan agama kepada manusia?
Jibril telah turun kepada ribuan Nabi sebelum Nabi yang mulia, Muhammad SAW. Itulah mengapa hari ini kita Yahudi, Nasrani, Muslim dan lain-lain.

Jika Allah tidak menjatuhkan Apel di depan Isaac Newton, tidak akan lahir teori gravitasi, meskipun jutaan bahkan trilyunan apel telah jatuh sejak penciptaannya.

Meskipun Apel jatuh, jika Allah tidak menanamkan ilham dalam benak Newton, apel yang jatuh itu akan sama seperti trilyunan Apel lainnya. Hanya apel yang jatuh, titik.

Meskipun mendapatkan ilham, jika kecerdasan Newton tidak mumpuni, bagaimana dia akan mampu mencerna gaya di balik jatuhnya apel?

Meskipun cerdasm tanpa sifat ingin tahu dan pantang putus asa, bagaimana sebuah penemuan bisa terlahir?

Semuanya bermula dari Allah.

Semuanya akan berakhir kepada Allah.

Jadi, apalah argumentasi kita untuk mengklaim sejengkal nikmat-Nya?

Tidak ada kata yang sanggup, kecuali Alhamdulillahhi Rabbil Alamin – Segala Puji bagi Dia, Tuhan Alam Semesta.

Tinggalkan komentar